Untuk menghasilkan sebuah karya seperti PEREMPUAN KEUMALA ini, aku dengan rela menghabiskan waktu selama 2 tahun. Entah mengapa, aku begitu sayang dengan karyaku ini. Semakin sempurna kebahagiaanku, saat dengan tegas mas Bimo dari PT. GRASINDO menyambut karyaku ini.
Mungkin bagi orang lain, hal ini adalah biasa... Tapi bagiku ini adalah luar biasa. Jelas mungkin saja pada saat peluncurannya nanti akan banyak friksi yang terjadi. Bisa jadi karena aku bukan orang Aceh... tapi seakan sok tau menulis tentang seorang Inong Aceh. Juga dengan karakteristik masyarakat Aceh. Tapi aku maju terus, karena aku merasa yakin bahwa "Pesan" ini harus tersampaikan. Siapapun pembawa pesan.... tidaklah menjadi penting, ketika pesan itu sendiri bertujuan sebagai sebuah kebangunan dan kesadaran akan sebuah pilihan (seperti komentar mas Arswendo Atmowiloto dalam bukuku nanti). Bila aku cemas dan ragu untuk menghadapi apa yang akan terjadi setelah peluncuran nanti, tentu tulisan ini tidak akan pernah kuselesaikan. Akan segera kututup rapi dan aku akan segera beralih mencari topik "Yang Ringan dan Yang Lucu" saja.
Tapi itu semua adalah ANUGRAH bagiku, karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat ber"silaturahmi" dengan sosok sang Laksamana....
Oleh karenanya kubagikan pengalaman Silaturahmi ku dengan sang Laksamana kebanggaanku pada pembaca semua....
Alhamdulillah, sampai saat ini semua berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karenanya, penting bagiku untuk kembali ke tanah NANGGROE untuk membasahi makamnya dengan doa dan dengan air segar yang memang sengaja kubawa dari Jakarta. Oooh.. Mak... pasti ini dianggap musrik pula !!!!
Tidak, ini bukan musrik. Ini adalah sebuah tanda kasih. Kasih yang tak akan terputus .... antara diriku; seorang EM kepada idolanya... LAKSAMANA KEUMALAHAYATI.....
Saleum
EM
Mungkin bagi orang lain, hal ini adalah biasa... Tapi bagiku ini adalah luar biasa. Jelas mungkin saja pada saat peluncurannya nanti akan banyak friksi yang terjadi. Bisa jadi karena aku bukan orang Aceh... tapi seakan sok tau menulis tentang seorang Inong Aceh. Juga dengan karakteristik masyarakat Aceh. Tapi aku maju terus, karena aku merasa yakin bahwa "Pesan" ini harus tersampaikan. Siapapun pembawa pesan.... tidaklah menjadi penting, ketika pesan itu sendiri bertujuan sebagai sebuah kebangunan dan kesadaran akan sebuah pilihan (seperti komentar mas Arswendo Atmowiloto dalam bukuku nanti). Bila aku cemas dan ragu untuk menghadapi apa yang akan terjadi setelah peluncuran nanti, tentu tulisan ini tidak akan pernah kuselesaikan. Akan segera kututup rapi dan aku akan segera beralih mencari topik "Yang Ringan dan Yang Lucu" saja.
Tapi itu semua adalah ANUGRAH bagiku, karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat ber"silaturahmi" dengan sosok sang Laksamana....
Oleh karenanya kubagikan pengalaman Silaturahmi ku dengan sang Laksamana kebanggaanku pada pembaca semua....
Alhamdulillah, sampai saat ini semua berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karenanya, penting bagiku untuk kembali ke tanah NANGGROE untuk membasahi makamnya dengan doa dan dengan air segar yang memang sengaja kubawa dari Jakarta. Oooh.. Mak... pasti ini dianggap musrik pula !!!!
Tidak, ini bukan musrik. Ini adalah sebuah tanda kasih. Kasih yang tak akan terputus .... antara diriku; seorang EM kepada idolanya... LAKSAMANA KEUMALAHAYATI.....
Saleum
EM
3 komentar:
Selamat atas peluncuran novel anda dan semoga terus melahirkan karya-karya yang baru. (lelaki aceh)
selamat anda telah menulis novel keras dengan pena lembut anda. semoga berkekalan--- santarim!
jarang-jarang seperti ini dalam 60 tahun NKRI-- doramah
Posting Komentar